Impor Garam Ditunda
JAKARTA (Suara Kaiya) Pemerintah sepakat menunda impor garam konsumsi yang rencananya akan dilakukan pada April 2012 mendatang. Hal ini dilakukan sambil menunggu hasil verifikasi terkait data produksi dan stok garam konsumsi produksi dalam negeri yang akan dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di berbagai sentra garam.
“KKP akan menurunkan tim untuk melakukan validasi data di lapangan. Apakah benar masih ada stok garam produksi petani yang belum terserap. Jika itu ada, maka kami sepakat dengan pengusaha garam untuk terlebih dahulu melakukan penyerapan garam petani, baru kemudian berpikir impor untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi di dalam negeri,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo di Jakarta, Selasa (28/2).
Jika masih ada garam petani yang belum terserap, maka harga pembelian oleh pengusaha garam sudah ditetapkan sebesar Rp 750 per kilogram untu kualitas I dan Rp 550 per kilogram untuk kualitas II.
“Minggu depan, KKP dan instaai pemerintah terkait lainnya, seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta dinas di daerah akan melacak kawasan petani garam yang masih mempunyai stok dan pengusaha bersedia menyerapnya,” katanya
Lebih lanjut Sharif menjelaskan, ada indikasi juga terjadi penimbunan garam oleh para pengepul di daerah. Ini menyebabkan terjadinya kelangkaan garam di lapangan, sehingga menjadikan harga garam makin tinggi dan sulit didapatkan. Dengan kondisi kelangkaan garam, impor menjadi pilihan terakhir untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. “Kami juga akan menyertakan pihak Polri untuk ikut melakukan survey. Jika benar ditemukan adanya penimbunan, maka pelakunya harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” ucapnya
Sementara itu, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Sudirman Saad mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan para petani garam dan mewujudkan swasembada garam nasional pada 2014 mendatang, pemerintah terus melanjutkan program pemberdayaan usaha garam rakyat (pugar). Selain itu penerapan teknologi ulir filter (TUF], pengembangan teknologi geo membran serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan petani garam.
Untuk mewujudkan swasembada garam ini, Sudirman menyatakan Tim Swasembada Garam Nasional yang dikoordinasi oleh Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian menyediakan anggaran. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian menyediakan anggaran Rp 47 miliar untuk ekspansi lahan baru dan peningkatan produksi garam di Madura serta Nusa Tenggara Timur. Kemudian ada pula anggaran Rp 100 miliar untuk menerapkan teknologi geo membran.
Sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum mengalokasikan anggaran 2012 dan kemudian akan dikembangkan hingga 2014 sebesar Rp 200 miliar untuk memperbaiki infrastruktur tambak garam, seperti perbaikan saluran irigasi serta saluran untuk mendistribusikan air laut ke dalam tambak agar bisa diproduksi menjadi garam.
Kementerian BUMN juga menganggarkan Rp 100 miliar untuk melakukan penyertaan modal terhadap PT Garam serta Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Rp 6 miliar untuk peningkatan produksi garam di Madura Sedangkan KKP menganggarkan Rp 106 miliar untuk peningkatan produksi dan pemberdayaan masyarakat petani garam.
Untuk itu, pada 2012 ini diharapkan produksi garam nasional bisa mencapai 1,3 juta ton dengan intensifikasi lahan seluas 16.500 hektare. “Pertumbuhan produksi dan pengembangan lahan itu tentunya dengan memperluas jangkauan Pugar untuk menjangkau 29.000 petani garam,” ucap Sudirman.
Sementara itu, Deputi Menteri Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Kemenko Perekonomian Diah Maulida mengatakan, tim terpadu terkait garam memiliki target agar garam konsumsi bisa betul-betul dihasilkan dari tangan-tangan para petani garam di dalam negeri. Apalagi berbagai kementerian terkait juga mengalokasikan anggaran yang cukup dan diharapkan dapat terus meningkat untuk mengoptimalkan produksi garam.
Sedangkan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, pengecekan yang dilakukan oleh tim terpadu perlu untuk dilakukan. Karena hasil klarifikasi saat ini jumlah stok garam mencapai 306.000 ton yang diperkirakan hanya bisa mencukupi kebutuhan hingga akhir Februari atau pertengahan Maret 2012. (Byu Suara Karya 29 februa 2012,hal 6) Baca lebih lanjut →